Pages

Sabtu, 18 April 2015



PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI NEGARA INDONESIA
Muhammad Syahrul Haj
Abstrak
Infrastruktur adalah faktor utama dalam membangun perekonomian suatu negara karena itu infrastruktur di ibaratkan sebagai jalan atau urat nadi dalam pendistribusian suatu barang maupun jasa terutama barang pokok yang sangat di butuhkan oleh masyarakat. Bayangkan jika infrastruktur tidak terbangun dengan baik sudah tentu pendistribusian barang ataupun jasa tidak akan terdistribusi dengan baik akibatnya pertumbuhan perekonomian di suatu negara akan sulit untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang baik. Infrastruktur yang ada di indonesia saat ini masih kurang baik dan kurang memadai karena buruknya perencanaan pembangunan infrastruktur, selain itu pemeliharaan terhadap infrastruktur di indonesia juga belum terlalu baik karena masih banyak infrastruktur yang di buat terutama di kawasan perkampungan mengalami kerusakan dan tidak ada pemeliharan oleh pemerintah, masih banyak ketimpangan atau salah sasaran infrastruktur yang terjadi di indonesia. Satu contoh pada negara indonesia pendistribusian barang maupun jasa di bagian indonesia bagian barat sangat baik karena infrastruktur yang memadai dan baik sehingga indonesia bagian barat pertumbuhan ekonominya tumbuh dengan pesat, bandingkan dengan indonesia bagian timur yang infrastrukturnya sangat belum memadai dan kurang baik pendistribusian barang maupun jasa sangat sulit untuk masuk dan menjangkau daerah indonesia bagian timur akibatnya pertumbuhan perekonomiannya sangat lambat untuk tumbuh.
Kata kunci      : infrastruktur, perekonomian, pendistribusian, barang, jasa
Abstract
Infrastructure is a major factor in economic development of a country because it is described as the road infrastructure or veins in the distribution of goods and services, especially essential goods which is in need by the community. Imagine if the infrastructure is not well established course distribution of goods or services will not be distributed properly result in a country's economic growth will be difficult to achieve good economic growth. Existing infrastructure in Indonesia is still poor and inadequate because of poor planning of infrastructure development, in addition to the maintenance of the infrastructure in Indonesia is also not too good because there are a lot of infrastructure that is made mainly in the villages were damaged and no maintenance by the government, still a lot of inequality or misdirected infrastructure occurred in Indonesia. One example of the Indonesian state distribution of goods and services in the western part of Indonesia is very good because adequate infrastructure and good that Indonesian western part of the growth of its economy grew rapidly, compared with eastern Indonesia very inadequate infrastructure and poor distribution of goods and services is difficult to enter and reach the eastern Indonesian region consequently very slow growth of the economy to grow.
Keywords: infrastructure, economy, distribution, goods, services


I.              PENDAHULUAN
Tidak dapat dipungkiri bahwa infrastruktur merupakan salah satu faktor penentu pembangunan ekonomi, yang sebenarnya sama pentingnya dengan faktor-faktor produksi umum lainnya yakni modal dan tenaga kerja. Sayangnya, untuk satu faktor ini, selama ini, terutama sejak krisis ekonomi 1997/98, kurang sekali perhatian pemerintah dalam penyediaan infrastruktur, khususnya di wilayah di luar Jawa, atau Indonesia Kawasan Timur. Hal ini karena setelah krisis pemerintah harus fokus pada hal-hal yang lebih mendesak seperti menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dan ekonomi secara keseluruhan, mencegah pelarian modal, menanggulangi hutang luar negeri serta menstabilkan kembali kondisi politik dan sosial. Akibatnya, kondisi infrastruktur terpuruk di mana-mana. Mutu infrastruktur Indonesia menduduki peringkat terendah di kawasan dan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, investasi asing, pengentasan kemiskinan dan mutu lingkungan hidup.
Namun demikian, dalam beberapa tahun belakangan ini pemerintah sudah mulai menunjukkan perhatian yang serius terhadap pembangunan infrastruktur. Ada dua hal yang perlu segera dilakukan oleh pemerintah bersama-sama dengan pihak swasta dalam memperbaiki kondisi infrastruktur di dalam negeri, yakni membangun infrastruktur baru dan memperbaiki kondisi infrastruktur yang sudah ada.
Infrastruktur menyangkut berbagai barang modal, seperti jalan, pelabuhan laut dan udara, energi, irigasi, sistem keuangan, jaringan komunikasi, kawasan ekonomi khusus (KEK), dan lain sebagainya. Ketersediaan infrastruktur yang memadai merupakan kunci sukses dalam percepatan pembangunan suatu negara, baik menyangkut pembangunan ekonomi dan sosial. Kegagalan melakukan investasi infrastruktur secara baik menandakan kegagalan menjaga dan meningkatkan kesejahteraan sosial dan ekonomi suatu bangsa secara berkelanjutan.
Manfaat infrastruktur dalam mendukung pembangunan ekonomi dan sosial diantara sebagai berikut :
1.    Meningkatkan produktivitas tenaga kerja dan modal sehingga menurunkan biaya produksi, meningkatkan laba usaha, meningkatkan jumlah produksi, meningkatkan lapangan kerja, serta meningkatkan pendapatan masyarakat.
2.    Memberi implikasi yang signifikan untuk pencapaian sasaran-sasaran pembangunan berkelanjutan.
3.    Mempercepat pemerataan pembangunan melalui pembangunan infrastruktur yang disesuaikan dengan kebutuhan wilayah.
4.    Meningkatkan konektivitas antar penduduk suatu negara dan membuka isolasi bagi masyarakat yang terbelakang.
Apabila infrastruktur tidak tersedia secara memadai maka akan mendatang serangkaian dampak yang merugikan diantaranya sebagai berikut :
1.    Menghalangi pertumbuhan ekonomi dan daya saing internasional suatu bangsa (Delmon, 2006).
2.    Menyebabkan rendahnya kualitas hidup serta meningkatkan bahaya penyakit dan kematian (Willoughby, 2004).
3.    Kesulitan untuk memberantas kemiskinan.
Berdasarkan hal-hal di atas, maka dibutuhkan upaya yang serius untuk meningkatkan ketersediaan infrastruktur yang memadai, baik dari segi kuantitas, kualitas, maupun kemudahan akses.
Sebagai salah satu negara berkembang yang berada pada kelompok Low Middle Income Countries, Indonesia membutuhkan pembangunan infrastruktur secara signifikan, baik dari kapasitas maupun kualitas. Hal itu menjadi prasyarat utama untuk mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya alam dan sumber daya manusia untuk meningkatkan pendapatan dan mempercepat pencapaian kesejahteraan bersama. Namun demikian, banyak permasalahan yang dihadapi Indonesia dalam bidang infrastruktur. Hal ini membuat kekayaan sumber daya alam yang berlimpah serta jumlah penduduk yang besar kurang mampu diutilisasi untuk memberikan hasil yang jauh lebih besar dari yang diperoleh saat ini.
II.            PERMASALAHAN
1.    Masih banyak terjadi ketimpangan dalam ketersediaan infrastruktur antar wilayah maupun antar sektoral.
2.    Masih buruknya perencanaan pembangunan infrastruktur.
3.    Kurangnya upaya untuk melakukan pemeliharaan terhadap infrastruktur.
III.           PEMBAHASAN
1.    Terjadinya ketimpangan dalam ketersediaan infrastruktur antar wilayah terutama disebabkan oleh kebijakan pembangunan infrastruktur yang lebih condong ke Kawasan Barat Indonesia (KBI) dengan pertimbangan jumlah penduduk dan keberadaan industri. Di samping itu, pembangunan infrastruktur di Kawasan Timur Indonesia (KTI) umumnya berbiaya lebih tinggi mengingat kondisi geografis di KTI yang merupakan daerah kepulauan serta bahan baku untuk membangun infrastruktur umumnya dipasok dari Jakarta dan Surabaya. Oleh sebab itu, pembangunan infrastruktur di KTI membutuhkan kemauan politik yang kuat dari pemerintah dan dewan.
2.    Untuk melakukan perencanaan pembangunan infrastruktur yang baik, meningkatkan kuantitas dan kualitas infrastruktur sesuai kebutuhan, serta mendorong kepatuhan terhadap rencana yang dibuat dibutuhkan serangkaian kebijakan diantaranya sebagai berikut.
a.    Meningkatnya kemampuan aparatur perencanaan di kabupaten atau kota untuk merencanakan kebutuhan pembangunan infrastruktur di kabupaten atau kota masing-masing sesuai kebutuhan, baik kuantitas maupun kualitas.
b.    Dalam melakukan perencanaan pembangunan infrastruktur perlu dibuat matriks berdasarkan wilayah yang mengaitkan infrastruktur yang akan dibangun dengan infrastruktur yang telah tersedia untuk menghindari tumpang tindih dan meningkatkan sinergitas antar infrastruktur yang ada.
c.    Perlunya diatur tentang sistem hukuman bagi pelaksana pembangunan infrastruktur daerah yang tidak sesuai rencana ataupun yang bersifat tumpang tindih lewat pengurangan atau penundaan distribusi dana perimbangan atau cara lain yang memungkinkan.
3.    Akar masalah dari kurangnya upaya untuk melakukan pemeliharaan terhadap infrastruktur diantaranya sebagaiberikut:
a.    keterbatasan anggaran yang dialokasikan untuk pemeliharaan infrastruktur, baik pada APBN maupun APBD.
b.    Moral oknum pemerintah untuk menunda pemeliharaan dan membiarkan kerusakan infrastruktur menjadi lebih parah agar perbaikan infrastruktur tersebut membutuhkan biaya besar sehingga peluang mendapat bantuan lebih besar.
c.    kurangnya kemauan politik pemerintah dan dewan, baik di daerah maupun pusat untuk melakukan pemeliharaan atas infrastruktur yang ada.
Untuk mengatasi hal permasalahan di atas, maka perlu dilakukan kebijakan sebagai berikut:
a.    mewajibkan pemerintah daerah dan kementerian/lembaga untuk menganggarkan minimum sekian persen belanja untuk pemeliharaan.
b.    melakukan identifikasi kembali atas infrastruktur yang ada dengan melibatkan pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten atau kota untuk memperoleh ke jelasan kepemilikan atas aset infrastruktur sehingga kegiatan pemeliharaan tidak salah objek dan tidak saling menyalahkan.
c.    mencantumkan kepemilikan pada aset infrastruktur utama yang melayani kepentingan umum agar meningkatkan transparansi dan tanggung jawab pemeliharaan, misalnya pada tanda nama jalan dicantumkan juga klasifikasinya, apakah jalan nasional, jalan provinsi, ataukah jalan kabupaten atau kota.
IV.          KESIMPULAN
Infrastruktur merupakan urat nadi atau faktor utama dalam melakukan kegiatan ekonomi karena infrastruktur merupakan suatu jalan atau penghubung pendistribusian barang maupun jasa, guna meningkatkan kebutuhan ataupun pendapatan masyarakat agar menciptakan suatu pertumbuhan ekonomi suatu negara yang baik. Tapi pada kenyataanya di Indonesia infrastruktur yang ada belum cukup memadai dan salah sasaran penempatannya pada umumnya pembangunan infrastruktur berkembang pesat hanya di kawasan Indonesia bagian barat sehingga kawasan Indonesia timur tidak terjangkau keberadaanya, kondisi ini di perparah lagi dengan bahan pokok di kawasan indonesia timur yang relatif lebih mahal karena kurangnya infrastruktur di kawasan tersebut. Permasalahan yang lainnya yang di alami oleh Indonesia adalah kurangnya perencanaan infrastruktur yang baik oleh pemerintah pusat, kota, ataupun daerah kondisi ini pula di perparah dengan tidak adanya suatu kebijakan yang tegas dari pemerintah mengenai infrastruktur. Terakhir kurangnya pemeliharaan infrastruktur yang telah ada, kondisi ini ada karena keterbatasan agaran dari APBN ataupun APBD selanjutnya mental oknum pemerintah dalam melakukan pemeliharaan yang buruk dan ketidak jelasan status infrastruktur apakah di miliki oleh pemerintah kota ataupun pemerintahan daerah.


DAFTAR PUSTAKA

Minggu, 05 April 2015

Soal BAB 7 Memaksimumkan Laba

Bagaimana caranya penghitungan laba maksimum dengan pendekatan marjinal? 

Dalam pendekatan marjinal, cara penghitungan laba dilakukan dengan membandingkan biaya marjinal (MC) dan pendapatan marjinal (MR) laba maksimum akan tercapai pada saat MR=MC atau dapat dikatakan antara biaya marjinal setara dengan pendapatan marjinal.
 
Rahardja,Prathama.2008.Pengantar Ilmu Ekonomi.Jakarta.LP FEUI

Soal BAB 7 Memaksimumkan Laba

Bagaimana caranya penghitungan laba maksimum dengan pendekatan rata-rata?

Dalam pendekatan ini, cara penghitungan laba per unit dilakukan dengan membandingkan antara iaya produksi rata-rata (AC) dengan harga jual output (P). laba total adalah laa per unit dikalikan dengan jumlah output yang terjual.

Rahardja,Prathama.2008.Pengantar Ilmu Ekonomi.Jakarta.LP FEUI

Soal BAB 7 Memaksimumkan Laba

Jelaskan implikasi dari pendekatan totalitas!

Implikasinya adalah perusahaan menempuh strategi penjualan maksimum (maximum selling). seab makin esar penjualan makin besar laba yang di peroleh. hanya saja sebelum mengamil keputusan, perusahaan harus menghitung berapa unit output harus di produksi (Q) untuk mencapai titik impas.

Rahardja,Prathama.2008.Pengantar Ilmu Ekonomi.Jakarta.LP FEUI

Soal BAB 7 Memaksimumkan Laba

Bagaimana caranya penghitungan laba maksimum dengan pendekatan totalitas ?

Jawab
cara penghitungan laba maksimum dengan pendekatan totalitas dengan cara memandingkan pendapatan total (TR) dan iaya total (TC). pendapatan total adalah sama dengan jumlah unit output yang terjual (Q) dikalikan harga output perunit.