ARTIKEL ILMIAH POPULER
SULAWESI TENGGARA
KOTA KENDARI
Pada saat ini bahwa sekarang negara Indonesia kita ketahui sedang di selimuti banyak permasalahan entah itu permasalahan internal yang menyelimuti sistem yang ada dan masalah eksternal yaitu masalah lingkungan. Pada kesempatan kali ini saya sebagai penulis akan menjelaskan masalah lingkungan yang terjadi di kota Kendari, Sulawesi tenggara.
Kendari
adalah ibu kota Provinsi Sulawesi
Tenggara, Indonesia. Kendari diresmikan sebagai kotamadya
(kini kota)
dengan UU RI No. 6 Tahun 1995 tanggal 27 September
1995. Kota ini memiliki
luas 296,00 km² (29.600 Ha) dan berpenduduk 200.474 jiwa 2000.
Pada zaman kolonial Belanda Kendari adalah Ibukota
Kewedanan dan Ibukota Onder Afdeling Laiwoi.
Kota Kendari pertama kali tumbuh sebagai Ibukota
Kecamatan
dan selanjutnya berkembang menjadi Ibukota
Kabupaten
Daerah Tingkat II berdasarkan Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1959, dengan
perkembangannya sebagai daerah permukiman, pusat perdagangan dan pelabuhan laut
antar pulau. Luas kota pada saat itu ± 31.400 km².
Kota Kendari memiliki luas ± 295,89 km² atau 0,70
persen dari luas daratan Provinsi Sulawesi
Tenggara, merupakan dataran yang berbukit dan dilewati oleh sungai-sungai
yang bermuara ke Teluk Kendari sehingga teluk ini kaya akan hasil lautnya.
Secara
geografis terletak di bagian selatan garis khatulistiwa, berada di antara 3º54’30” - 4º3’11” Lintang Selatan dan 122º23’ - 122º39’ Bujur Timur.
Wilayah Kota
Kendari berbatasan dengan:
- Sebelah Utara: Kecamatan Soropia, Kabupaten Konawe
- Sebelah Timur: Laut Kendari
- Sebelah Selatan: Kecamatan Moramo dan Kecamatan Konda, Kabupaten Konawe Selatan
- Sebelah Barat: Kecamatan Ranomeeto, Kabupaten Konawe Selatan dan Kecamatan Sampara, Kabupaten Konawe
Kawasan pesisir teluk kendari yang ¾ bagian didominasi oleh
kawasan pesisir teluk kendari, memiliki potensi pencemaran yang sangat besar.
Kondisi ini dipengaruhi oleh bentuk teluk yang semi tertutup yang seluruh
aktivitas daratan akan bermuara kearah pantai teluk kendari bagian dalam. Tidak
adanya basuhan yang mengarah kearah lautan menjadikan daerah pesisir teluk
kendari menyimpan bahan pencemar kedasar sediment pantai. Sumber
pencemaran perairan dapat diidentifikasi dari berbagai sumber diantaranya;
industri perikanan, pelabuhan umum, pelabuhan perikanan, limbah hotel dan ruko,
limbah rumah sakit, limbah rumah tangga, pertambangan dan berbagai aktivitas
lainnya. Kondisi ini belum termasuk kegiatan diseluruh DAS yang bermuara
kearah teluk kendari.
Abrasi dan sedimentasi
Kondisi ini karena arus yang laut yang disebabkan oleh alur pelayaran umum
seperti jalur kapal cepat. Kecepatan kapal yang menggerakkan gelombang
dan arus kearah pantai setiap harinya menyebabkan abrasi yang parah dan makin
hari makin membesar.Proses sedimentasi lebih parah terjadi pada sisi barat kawasan pesisir kota kendari. Kondisi ini dipacu oleh pasokan sumber sedimentasi yang berasal dari DAS Kambu, Angguya dan Wanggu. Semakin parahnya kerusakan pada hulu sungai menjadikan proses abrasi pada daerah hulu, hilir sehingga terjadi pasokan yang tidak terkontrol pada masing-masing DAS ini.
Penyebab Pendangkalan dan Pencemaran
dari hasil kajian dan penelitian mengenai pendangkalan dan pencemaran Teluk Kendari maka dapat uraikan beberapa penyebab pendangkalan dan pencemaran Teluk Kendari antara lain ;
- Pemanfaatan lahan yang kurang terkendali akibat perambahan hutan (TAHURA, Nanga-Nanga dan Boro-boro) dan penambangan bahan galian pasir kuarsa bagian utara Teluk Kendari
- Banyak lahan-lahan kosong yang belum dimafaatkan secara maksimal di sekitar kawasan teluk (TAHURA dan Nanga-Nanga)
- Area dermaga tradisional yang kurang terawat dan tidak efektif penggunaannya
- Kurangnya pemeliharaan ruang terbuka hijau
- Kualitas perairan semakin buruk karena sedimentasi, pencemaran limbah rumah tangga dan aktivitas pelabuhan (kapal)
- Timbulnya pencemaran akibat aktivitas penduduk kota dan daerah hulu sungai yang bermuara di Teluk Kendari melalui angkutan sedimen yang yang mengendap di muara
- Sistem pertanian/pengairan dibagian hulu DAS yang menggunakan pestisida atau obat-obatan lainnya
- Aktivitas petambangan yang destruktif seperti pengambilan terumbu karang dan batu pasir untuk fondasi bangunan dan darmaga
- Penataan kawasan Teluk Kendari belum tertata menurut tata ruang kota (pembangunan perumahan dan bangunan lainya kurang memperhatikan sempadan sungai dan terkesan tampak kumuh dan tidak tertata)
- Manajemen aktivitas pariwisata di kawasan Teluk Kendari kurang terintegrasi dengan baik
- Lembaga yang berwewenang belum memiliki perangkat dan dana yang memadai untuk melakukan pengendalian pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya secara berkelanjutan
- Belum adanya kelembagaan masyarakat yang kuat ditingkat masyarakat nelayan/rumput laut/petambak sehingga menyebabkan pemanfaatan sumber daya semaunya tanpa ada kesepakatan menjaga sumberdaya pesisr dan laut
- Lemahnya komitmen dan penegakan aturan menjadikan semua orang bebas melakukan aktivitas tanpa ada kesepakatan untuk menjaga sumberdaya alam
- Alih fungsi rawa mangrove menjadi lahan tambak mengakibatkan penurunan kualitas ekologi karena hilangnya fungsi penahan material endapan pantai
- Akibat hilangnya pohon mangrove maka proteksi pantai semakin lemah dan memicu terjadinya aberasi
http://ardi-lamadi.blogspot.com/2012/01/logo-kota-kendari-dan-logo-provinsi.html
http://bharatanews.com/berita-2436-2025-teluk-kendari-jadi-daratan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar