Pages

Rabu, 24 Agustus 2016

MEMUJA HUJAN



Letih rasanya selama ini ku berjalan tanpa adanya naungan di sepanjang jalan, hanya ada aku dan langkah kaki ku yang terhapus oleh air hujan sesekali anginpun ikut menemani, begitu gembiranya ku menemukan tempat bernaung disuatu persimpangan, terdapat pohon kecil untuk bisa ku naungi dari derasnya hujan, walaupun kecil tapi cukuplah rindang daunnya untuk melindungi tubuhku dari terpaan hujan yang jatuh dari langit. Kucoba menghangatkan diri dengan memeluk diri sendiri dan berharap hujan ini cepat berhenti, setelah lama ku menunggu akan redanya hujan akhirnya awan menghentikan tangisannya. Kau tau kejadian setelah hujan apa??? Yaa pelangi, pelangi di saat hujan pergi ternyata sangatlah indah komposisi warnanya begitu tegas dan nyata. Ia muncul dari ufuk yang tak berujung entah ia muncul dari mana yang jelas dia begitu indah diantara awan-awan kelabu. Keberadaan pelangi itu seolah menemaniku di perjalanan ini ia mengembalikan semangat dan senyumku kembali sampai-sampai aku lupa akan keadaan ku sekarang yang basah karena terpaan sang hujan. Tetapi karena keelokkan mu jua aku tidak dapat membedakan mana hal yang realistis dan sementara aku terlupakan oleh hakekat yang sebenarnya bahwa pelangi datang hanya sementara tetapi aku begitu bodohnya menepis semua realita itu berharap ujung pelangi itu datang menghampiriku dan menyinariku hingga perjalanan ini usai. Maka aku tidak perlu lagi bersusah payah berjalan sendiri di jalan sunyi ini. Setelah cukup lama ku memandangi ke arahmu tak tersadar awan kembali menutup opera pelanginya dan membuka tabir hujannya untuk jatuh kebumi. Sedikit demi sedikit pelangi itu pergi memudarkan warnanya, ku sadari pelangi itu tak selamanya akan menemaniku dalam perjalanan sunyi ini karena pada hakekatnya pelangi datang setelah hujan ia tidak akan pernah abadi memancarkan keindahannya. Titik-titik air hujan kembali mebasahi bahu yang jatuh dari langit, manakala hujan turun kembali dengan deras aku siap untuk berjalan lagi karena ku tahu tempat naunganku sedikit demi sedikit daunnya berguguran sama seperti aku yang berharap pelangi itu akan terus menemani yang aku tahu itu tidak akan pernah terjadi. Kembali berjalan lagi dengan di temani oleh langkah kaki yang seirama dengan jatuhnya air hujan itu tidak masalah, lagi pula sejauh ini aku berjalan sang hujan terus menemaniku sampai saat ini, di tempat ini hingga akhirnya aku kembali berjalan lagi. Karena sang pelangi telah pergi mungkin aku kan kembali memuja hujan hingga keyakinan dalam jiwa terbukti disisi ujung jalan ini telah menanti hari yang cerah untuk jiwa yang sepi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar