Pages

Rabu, 01 Oktober 2014

PENGARUH KONSENTRASI ASAM DAN DIAMETER SPOT REAKSI PADA KEMAMPUAN DETEKSI TEST KIT MERKURI (II)


Silvi Avianti Indiana, Hermi Sulistyarti, Atikah
VOL 1 NO 2 (2014)
PP 234-240
ABSTRAK
Test kit merkuri(II) telah berhasil dibuat berbasis pada pembentukan kompleks merkuri(II)-ditizonat yang berwarna oranye. Pada penelitian ini dilakukan optimasi konsentrasi asam yang mempengaruhi kestabilan kompleks merkuri (II) ditizon dan diperoleh konsentrasi optimum 2 M. Pada kondisi asam optimum, test kit larutan dapat digunakan untuk mendeteksi merkuri pada kisaran konsentrasi 0-10 ppm. Pengembangan test kit berbasis kertas memerlukan optimasi diameter spot reaksi yang melibatkan AKD (Alkyl Ketene Dimer) sebagai pembatas diameter spot reaksi yang bersifat hidrofobik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa intensitas warna kompleks merkuri (II) ditizon pada kertas meningkat dengan menurunnya diameter spot reaksi, dan diperoleh diameter optimum pada 1 cm. Penggunaan diameter optimum menunjukkan perbedaan intensitas warna untuk konsentrasi merkuri (II) pada konsentrasi 0, 10, dan 20 ppm.

Kata kunci : AKD, asam, ditizon, test kit merkuri, diameter spot reaksi

PENDAHULUAN
Merkuri (Hg) merupakan bahan beracun yang masih banyak digunakan dalam berbagai aktivitas manusia seperti obat-obatan, cat, kertas, bidang pertanian dan pertambangan emas. Pada umumnya penambangan emas rakyat di Indonesia pada umumnya tidak memiliki izin dan menggunakan metode amalgasi yang memanfaatkan merkuri dalam jumlah berlebih sebagai zat pemurni emas. Metode tersebut merupakan salah satu sumber limbah merkuri yang paling tinggi. Akibat penggunaan merkuri yang berlebih dari batas aman sehingga semakin buruk dan ekosistem laut menjadi rusak, oleh karena itu monitoring terhadap kadar merkuri sangat diperlukan untuk mencegah keracunan merkuri dan pencemaran lingkungan. 

CARA UNTUK MENDETEKSI KANDUNGAN MERKURI
Metode standard untuk mendeteksi kandungan merkuri ada 2, yaitu :
  • Spektrofotometri serapan atom dan spektrofotometri sinar tampak
Akan tetapi metode tersebut menggunakan instrumentasi yang mahal dan kurang cocok untuk analisis di lapangan.
  • Test Kit
Test kit merupakan metode alternatif yang sesuai , test kit merupakan alat yang dapat digunakan untuk mendeteksi kadar senyawa berdasarkan pembentukan warna larutan dan mudah dioperasikan. Akan tetapi test kit di Indonesia masih harus di impor dan harganya relatif mahal.

METODE PENELITIAN
Alat dan bahan
  • Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat-alat gelas, kertas whatmann, neraca analitik, spektronik 20 dan spektrofotometer UV-Visshimadzu 1601.
  • Bahan yang digunakan dalam penelitian ini merupakan bahan kimia pro analisis (p.a) antara lain HgCl2,ditrizon, ammonium hidroksida, asam klorida, larutan asam nitrat (HNO3), klorofom (CHCl3) n-heksana (merck), AKD kecuali akuadem.

PROSEDUR DAN TUJUAN PENELITIAN
1. Penentuan konsentrasi asam optimum
  • Larutan merkuri 10 ppm dipipet sebanyak 3,2 mL dandimasukkan ke dalam botol ssampel 50 mL, ditambah 16 mL asam nitrat dengan variasi konsentrasi 1,5; 2; 2,5; 3 M dan ditambah 8 mL larutan ditizon 0,003%, dan dikocok. Setelah 8 menit lapisan kloroform yang mengandung kompleks berwarna oranye dari merkuri(II)-ditizonat difoto dan diukur absorbansinya pada panjang gelombang 493,5 nm dengan menggunakan Spectronik 20. Bertujuan untuk mengetahui kondisi konsentrasi asam yang sesuai untuk membentuk kompleks merkuri (II), ditizonat yang stabil sebagai dasar untuk mendeteksi kandungan merkuri.

2. Penentuan kisaran konsentrasi larutan merkuri
  • Larutan merkuri dengan variasi konsentrasi 1-10 ppm dan konsentrasi 20-100 ppm dipipet sebanyak 3,2 mL dandimasukkan ke dalam botol ssampel 50 mL, ditambah 16 mL asam nitrat dengan konsentrasi optimum dan ditambah 8 mL larutan ditizon 0,003% dan dikocok. Setelah 8 menit lapisan kloroform yang mengandung kompleks berwarna oranye dari merkuri(II)-ditizonat difoto dan diukur absorbansinya pada panjang gelombang 493,5 nm dengan menggunakan Spectronik 20. Bertujuan untuk mengetahui kisaran konsentrasi yang dapat ditentukan konsentrasinya melalui perubahan intensitas warna kompleks merkuri (II)-ditizonat.

3. Penentuan diameter spot reaksi optimum
  • Larutan ditizon 0,003% diteteskan sebanyak 3 tetes pada kertas whatmann yang telah bersifat hidrofobik dengan diameter 0,5; 1; 1,5; 2 cm. kemudian ditetesi larutan merkuri 10 ppm yang diasamkan menggunakan larutan asam nitrat konsentrasi optimum sebanyak 1 tetes dan dibiarkan kering (10 menit). Warna yang terbentuk pada kertas difoto, diameter spot reaksi yang memberikan intensitas warna yang paling tinggi dipilih sebagai diameter optimum dan digunakan untuk percobaan selanjutnya. Bertujuan untuk membuat test kit berbasis kertas yang diharapkan dapat lebih mudah digunakan untuk mendeteksi kadar merkuri dengan intensitas warna yang lebih tinggi sehingga dapat digunakan untuk pengukuran konsentrasi merkuri (II) dengan konsentrasi lebih rendah (sensitif).
4. Pembuatan komprator warna tes kit merkuri kertas
  • Pembuatan komparator warna test kit merkuri kertas dilakukan dengan menggunakan diameter spot reaksi optimum, kemudian diterapkan pada konsentrasi merkuri 1-10 ppm dan konsentrasi 20-100 ppm dalam larutan asam optimum. Kertas hidrofobik dengan diameter spot reaksi optimum yang dipersiapkan dengan cara sebelumnya, kemudian diteteskan larutan ditizon optimum sebanyak 3 tetes, dan ditambahkan 1 tetes larutan merkuri dalam larutan asam konsentrasi optimum. Setelah 10 menit warna yang terbentuk segera difoto. Dilakukan untuk mengetahui intensitas warna yang terbentuk pada setiap konsentrasi larutan merkuri.
 DAFTAR PUSTAKA
  • http://kimia.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jikub/article/view/440
  • Fardiaz, S, 1992, Polusi Air & Udara, Penerbit Kanisius, Jakarta.
  • Limbong, D., kumampung, J., Rimper, J., Arai, T., and Miyazaki, N., 2002, Emissions and Environmental Implications of Mercury from Artisanal Gold Mining in North, Sulawesi.
  • Safrul, H., 2003, Pencemaran Merkuri dan Strategi Penanganan Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI) di Pongkor, Jawa Barat, tesis, University Indonesia, Jakarta.
  • Subanri, 2008, Kajian Beban Pencemaran Merkuri (Hg) Terhadap Air Sungai Menyuke dan Gangguan Kesehatan padaPenambang Sebagai Akibat Penambangan Emas Tanpa Izin (Peti) Di Kecamatan Menyuke Kabupaten Landak KalimantanBarat, tesis, Program Pasca Sarjana Magister Kesehatan Lingkungan, Universitas Diponegoro, Semarang.
  • Setiabudi, B. T., 2005,Penyebaran Merkuri Akibat Usaha Pertambangan Emas di Daerah Sangon, Kabupaten Kulon Progo, D.I. Yogyakarta, Yogyakarta.
  • Anonimous¹, 1994, Test Kit Definitions and Modifications Guideline, AOAC Research Institute.
  • Rajesh, N., and Gurulakshmanan, G., 2007, Solid Phase Extraction and Spectrophotometric Determination of Mercury by Adsorption of Its Diphenylthiocarbazone Complex On An Alumina Column, ScienceDirect, 69, Pages 391–395, Department of Chemistry, Birla Institute of Technology and Science, India.
  • Rizky, F., Indriana, S., Putra, B., Nashukha, H., dan Gunawan, D., 2012, PKM-P: Pembuatan Test Kit Untuk Mendeteksi Kandungan Merkuri pada Limbah Penambangan Emas Rakyat, Universitas Brawijaya, Malang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar